cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bojonegoro,
Jawa timur
INDONESIA
An-Nas : Jurnal Humaniora
ISSN : 2549676X     EISSN : 25977822     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 2 (2021): AN-NAS: Jurnal Humaniora" : 5 Documents clear
TOKOH PATIH GAJAH MADA DALAM HIRARKI KEBUTUHAN MASLOW (1334-1359) Suroyo; Bima MaulanaPutra
AN-NAS Vol 5 No 2 (2021): AN-NAS: Jurnal Humaniora
Publisher : Institut Agama Islam Sunan Giri Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36840/annas.v5i2.468

Abstract

Tokoh Patih Gajah Mada pada masa Kerajaan Majapahit telah memberikan sumbangan terbesar terhadap nusantara dengan sumpah Palapa. Dalam mewujudkan sumpah tersebut dapat ditinjau dengan kepribadian tokoh Gajah Mada dengan menggunakan teori hirarki kebutuhan Maslow. Metode yang digunakan dalam penulisan ini kualitatif dengan pendekatan sejarah untuk menganalisis tokoh Gajah Mada. Berdasarkan analisis dengan pendekatan sejarah menunjukkan bahwa tokoh Gajah Mada telah memenuhi hirarki kebutuhan yaitu kebutuhan Fisiologis, Kebutuhan Rasa Aman, kebutuhan Memiliki dan Kasih Sayang, Kebutuhan Penghargaan, dan Kebutuhan Aktualisasi Diri telah terpenuhi dengan sempurna dengan dibuktikan terwujudnya Sumpah Palapa.
E-KOMIK EDU TATABIN SEBAGAI BAHAN LITERASI PEMBINAAN TATA BAHASA INDONESIA Sugianti Sugianti; Ilmiyatur Rosidah; Barotun Mabaroh
AN-NAS Vol 5 No 2 (2021): AN-NAS: Jurnal Humaniora
Publisher : Institut Agama Islam Sunan Giri Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36840/annas.v5i2.477

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah mengembangakan bahan literasi berbasis digital dengan tampilan yang lebih menarik dan berfokus pada pengembangan literasi Tatabin (Tata Bahasa Indonesia) dalam pembinaan Tata Bahasa Indonesia. Pengembanga tersebut didasarkan pada fenomena saat ini, dimana banyak literasi mengenai tata bahasa Indonesia mulai dari PUEBI, maupun ensiklopedia tata bahasa Indonesia. Akan tetapi, bagi sebagaian besar pelajar enggan membaca keseluruhan bahan literasi tersebut karena cerderung hanya berbentuk bacaan dan tata kalimat semata. Tidak ada tampilan yang menarik  seperti halnya gambar dan warna. Ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial atau gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolitic). Dari tiga modus pembelajaran tersebut, modus pictorial merupakan modus yang paling menarik bagi para siswa. Oleh karena itu,  dibutuhkan literasi tata bahasa Indonesia yang menggambarkan kreativitas dan inovatif dalam penyajian ketatabahasaan, selain itu memerhatikan kondisi pandemi covid-19 saat ini. Pendekatan dalam peneliti ini adalah R&D. Model pengembangan penelitian ini menggunakan model procedural Dick and Carey, yakni: 1) Tahap persiapan: Observasi, Analisis kebutuhan; 2) Tahap pengembangan: (1) Menentukan Bahan/ konten bacaan tatabin. Hasil analisis kebutuhan dari penelitian ini adalah para pegiat literasi membutuhkan tampilan berbeda sebagai bahan literasi tata bahasa Indonesia. Hasil dari penelitian dan pengembangan ini berupa literasi “Tatabin” berupa E-Komik Edu.
Ritual Wong-wongan Sebagai Upaya Masyarakat Bali dalam menghadapi Pandemi Covid-19 (Analisis Teori Simbol dalam Pendekatan Antropologi) Datin Rafiliah
AN-NAS Vol 5 No 2 (2021): AN-NAS: Jurnal Humaniora
Publisher : Institut Agama Islam Sunan Giri Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36840/annas.v5i2.478

Abstract

Amidst the pandemic, the Indonesian government has issued some regulations to reduce the transmission of Covid-19. At the same time, there are rituals from various regions that are believed to be a method to ward off threats, calamities, or diseases. In this study, the author examines a ritual known as Wong-wongan, which is performed by the Balinese to deal with the pandemic. The researcher conducted a qualitative study, which is library research with books and other literature as the primary object. The result of this discussion is that it is called wong-wongan rice because this ritual provides offerings that are placed in the yard of the house's entry in a cooked form, specifically rice in the shape of wong-wongan (people). This offering also includes a variety of additional ingredients, including onions, ginger, salt, and prickly pandan leaves, which are some of the symbols of weapons used to ward off evil. Everything is arranged on the tip of a banana leaf sheet. With tools or materials, as well as other symbols that reflect certain characteristics in this ceremony, it provides an understanding in the Anthropological approach, specifically on the symbol theory provided by various anthropologists such as Raymond Firth, Geertz, and others. According to Geertz, the analysis of rituals, traditions, and ceremonies in any form carried out by the Balinese people, or those outsides of them, is not just a set of values whose place is outside of humans, but also a system of knowledge and a system of symbols that permits meaning to exist. A symbol can transform knowledge into value and value into knowledge.
PEMARKAH DEIKSIS BAHASA BIMA (SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK) Sugerman Sugerman; Hasan Hasan; Eka Yulianti
AN-NAS Vol 5 No 2 (2021): AN-NAS: Jurnal Humaniora
Publisher : Institut Agama Islam Sunan Giri Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemakaian bahasa dalam proses interaksi antara individu dengan individu memberikan kemudahan bagi penutur dan petuturnya. Salah satu kemudahan yaitu adanya bentuk pengacuan dan referensial. Acuan inilah yang disebut dengan deiksis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk deiksis bahasa Bima dengan pemarkah deiksis persona, tempat, dan waktu.Penelitian dikategorikan penelitian fenomenologi dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian yaitu mahasiswa STKIP Yapis Dompu dengan teknik pengumpulan data antara lain teknik observasi dan simak catat. Penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam bahasa Bima terdapat bentuk deiksis yaitu persona, tempat, dan waktu. Deiksis persona memiliki bentuk deiksis persona pertama tunggal, pertama jamak, kedua tunggal, kedua jamak, ketiga tunggal, dan ketiga jamak serta memiliki penanda kesantunan. Deiksis tempat memiliki bentuk deiksis tempat yang dekat penutur dan yang jauh dengan penutur. Dan deiksis waktu memiliki bentuk deiksis waktu kini, waktu yang akan datang, dan waktu lampau.
CONCERNING K-POP PENGENALAN SINGKAT TENTANG KOREAN WAVE (HALLYU STAR) Firda Rizka Rachma Wahdani; Ari Abi Aufa
AN-NAS Vol 5 No 2 (2021): AN-NAS: Jurnal Humaniora
Publisher : Institut Agama Islam Sunan Giri Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36840/annas.v5i2.497

Abstract

Abstrak

Page 1 of 1 | Total Record : 5